pengertian, artikel, dan contoh perilaku tawadu -->

pengertian, artikel, dan contoh perilaku tawadu

pengertian, artikel, dan contoh perilaku tawadu

Pengertian/Definisi, Artikel, dan Contoh Perilaku Tawadu
1. Pengertian dan Contoh Tawadu
Tawadu artinya sikap rendah hati. Sikap ini merupakan sikap
seseorang yang tidak ingin menonjolkan diri dengan sesuatu yang ada
pada dirinya. Kebaikan yang dikaruniakan Allah Swt. kepadanya baik
berupa harta, kepandaian, kecantikan fisik, dan beragam karunia Allah
Swt. lainnya tidak membuat dirinya lupa. Orang yang bersikap tawadu
senantiasa ingat bahwa semua yang ada padanya adalah milik Allah
Swt. semata. Oleh karena itu, seorang yang tawadu tidak akan menghina
orang lain dengan apa pun yang diamanatkan Allah Swt. kepadanya.
Cara bicara orang yang tawadu
senantiasa lembut dan merendah
sekaligus memiliki rasa percaya diri
yang kuat. Ia selalu berusaha berbuat
yang terbaik tanpa ingin kebaikannya
diketahui orang lain. Ia lebih suka
menyampaikan kebaikan orang lain
meskipun kebaikannya jauh lebih
banyak. Tidak tersinggung apalagi
marah saat orang lain menyampaikan
keburukannya kepadanya. Istigfar
menghiasi bibirnya jika ada kritikan
kepadanya. Bukan sebagai pemanis
bibir, melainkan muncul dari hati
yang merasa lalai atau tidak berhatihati
sehingga ada salah yang tanpa sengaja ia lakukan.
Sikap di atas berbeda dari rasa rendah diri. Rasa rendah diri berasal
dari ketidakmampuan memandang dirinya dan orang lain dengan benar.
Ketidakmampuan itu menyebabkan orang yang rendah diri salah menilai
dirinya sebagai tidak baik, tidak mampu, tidak tampan atau cantik, atau
tidak pantas. Pada saat yang sama ia menilai orang lain sebagai sangat
baik, sangat pandai, lebih tampan atau cantik, dan lebih pantas untuk
sesuatu hal. Oleh karena itu, orang yang salah menilai diri cenderung
merasa minder, tidak mampu, dan tidak percaya diri. Selain berbeda dengan
rendah diri, sikap tawadu merupakan kebalikan dengan sikap sombong.
Sikap sombong muncul dari kesalahan menilai diri sebagai lebih baik,
lebih mampu, lebih kaya, atau rasa lebih lainnya. Orang yang sombong
merasa bahwa kelebihan yang ada padanya semata merupakan hasil kerja
yang ia lakukan. Ia tidak melihat kehadiran Allah Swt. dalam kehidupan-
nya. Dengan pandangan seperti itu, wajar jika orang yang sombong
senang membandingkan dirinya dengan orang lain. Saat ia melihat orang
lain lebih dari dirinya, ia merasa iri dan berbuat dengki. Sebaliknya, saat
ia menemukan orang yang ia rasa lebih rendah darinya, ia merasa tinggi
hati dan merendahkan orang lain. Sombong merupakan sikap tercela yang
harus kita jauhi. Selain mencela sikap sombong, Allah Swt. juga
memberikan anjuran kepada kita untuk bersikap tawadu.
 Kita dianjurkan untuk bertawadu dan menjauhi
sikap sombong, meskipun memiliki harta kekayaan, keturunan, atau
kedudukan yang tinggi (Husaini A. Majid Hasyim. 2005. Halaman 415).
Contoh perilaku tawadu dapat ditemukan dalam uraian berikut. Ahmad
seorang anak yang cerdas dan senantiasa menjadi juara kelas. Ahmad tidak
merasa sombong atau tinggi hati karena kecerdasannya. Ia senantiasa membantu
teman-temannya dengan belajar kelompok. Ia merasa bahwa kecerdasannya
merupakan karunia Allah Swt. yang harus dimanfaatkan sebaik-baiknya.
Sikap Ahmad dikategorikan sebagai perilaku tawadu. Ia tidak merasa
sombong atas karunia kecerdasan. Justru ia merasa bahwa ilmu dan
kecerdasannya belum apa-apa dibanding ilmu Allah Swt. Oleh karena
itu, ia tidak tinggi hati dan memanfaatkan kecerdasannya untuk membantu
teman-temannya.
2. Berperilaku Tawadu dalam Keseharian
Sebagai sikap yang baik, sikap tawadu tentu juga membawa akibat
yang baik. Hal ini disampaikan oleh Rasulullah saw. dalam salah satu
hadisnya yang diriwayatkan oleh Baihaqi yang artinya, ”Barang siapa
bersikap tawadu karena mencari rida Allah Swt. Allah akan meninggikan
derajatnya. Ia akan menganggap dirinya tiada berharga namun dalam
pandangan orang lain ia sangat terhormat. Sebaliknya, barang siapa
menyombongkan diri, Allah akan menghinakan dirinya. Ia menganggap dirinya
terhormat padahal dalam pandangan orang lain ia sangat hina . . . .”
Tawadu merupakan perilaku terpuji yang harus diterapkan dalam
kehidupan sehari-hari. Tawadu akan muncul dengan membiasakan
perilaku-perilaku terpuji. Di antara perilaku terpuji yang dapat
menimbulkan tawadu sebagai berikut.
a. Menyadari bahwa setiap manusia memiliki kelebihan.
b. Merasa cukup dengan karunia Allah Swt.
c. Menyadari bahwa hanya Allah Swt. yang pantas untuk sombong.
d. Menyadari kelemahan manusia
Buka Komentar